DRAMA
SATU BABAK
“SANGKURIANG”
(created
by Shema Alleysia)
Adegan 1
Siang hari di teras rumah tengah hutan Dayang sumbi
sedang asyik menenun kain ditemani tumang dan anaknya Sangkuriang
Dayang Sumbi : (sembari melirik ke arah tumang)
Sangkuriang, Ibu akan ceritakan bagaimana ibu bisa menikah dengan ayahmu itu,
apa kamu ingin tahu ceritanya ?
(Tumang mendekati Dayang Sumbi dan berbaring
disampingnya)
Sangkuriang : tentu saja bu, ayo cepat ceritakan!
Jangan membuatku penasaran (dengan tak sabar dengan wajah penasaran)
Dayang sumbi : iya iya, jadi saat itu ibu sedang
menenun di sebuah bukit dan ibu tak sengaja menjatuhkan torak itu. karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir
dulu, ibu berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh, bila
berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suami, jika perempuan akan dijadikan
saudari.
Sangkuriang : Lalu siapa yang
mengambilnya bu ? apa ibu menepati janji ibu ?
Dayang sumbi : tentu saja ibu
tepati yang mengambilnya itu adalah ayahmu, lantas ibu menikahinya.
Sangkuriang : Ibu ayo cerita lagi
tentang ayah ?
Dayang Sumbi : ah sudah sudah,
ibu merasa lapar dan ingin makan hati menjangan, maukah kamu mencarikannya
untuk ibu ? ibu sangat ingin sekali (dengan nada yang nyaring dan lembut)
Sangkuriang : Baiklah bu, tapi
nanti ibu harus bercerita lagi ya! (sembari bangun dan bersiap untuk berburu)
Adegan 2
Menjelang Sore Sangkuriang pergi
ke hutan bersama si Tumang, ketika itu tumang tak sengaja dibunuhnya dan di
ambil hatinya
Sangkuriang : Hmm tidak ada hewan
yang terlihat satu pun sore ini, apa mereka hilang (mengeluh)
(tumang memberi tahu sangkuriang
dengan gonggongannya bahwa dia melihat babi yang tak lain adalah nenek
sangkuriang yaitu celeng wayung hyang)
Sangkuriang : hei tumang cepat
kejar babi itu ! kalau tidak kamu yang akan ku panah! cepat!
(tumang menggeleng dan tetap
tidak mau karena tumang mengenali babi itu)
Sangkuriang (menakut-nakuti
tumang dengan panah dan tak sengaja panah itu mengenai tumang) oh jadi kamu
ingin panah ini mengenaimu ! hayoh ! (kaget) aaaa ya ampun aku membunuhnya.
(tumang menggonggong untuk
terakhir kalinya dan hatinya pun dimasak)
Sangkuriang : Daripada aku tidak
dapat hewan buruan sama sekali, lebih baik hati si tumang saja yang aku berikan
pada ibu.
Adegan 3
Pulanglah sangkuriang dengan
membawa hati si tumang dan memberikannya pada ibu untuk dimasak
Sangkuriang : Ibu aku sudah dapat
hati yang ibu inginkan.
Dayang sumbi : wah kamu sudah
pulang, sini biar ibu masak
Sangkuriang : (berbisik)
bagaimana nanti kalo ibu tahu itu adalah hatinya si tumang ? hmm nanti sajalah
aku memberitahunya
Dayang Sumbi : nah ini dia, ayo
kita makan !
Sangkuriang : I ii iya bu
(terbata-bata)
Dayang sumbi : (memanggil tumang)
Tumang tumang ! sangkuriang kemana tumang ?
Sangkuriang : Bu, sebenarnya hati yang kita makan adalah
hatinya si tumang, aku tak sengaja membunuhnya
Dayang sumbi : (memuntahkan makanannya dan tampak
marah) apa kamu bilang ? kamu membunuhnya ? (memukul sangkuriang dengan sendok
tempurung dari kelapa hingga terluka)
Sangkuriang : maafkan aku bu ! (dengan merasa sakit)
Dayang sumbi : Kamu ini tega membunuh ayahmu
sendiri! Asal kamu tahu si tumang itu adalah ayahmu
Sangkuriang : laluuu......(dipotong oleh sumbi)
Dayang Sumbi : sudahlah, ibu tidak mau lagi
melihatmu, pergi dari sini! Pergi!
Adegan 4
Beberapa tahun kemudian, setelah kepergian
sangkuriang. Dayang sumbi menyesali telah mengusir anaknya dan berharap kepada
sang hyang tunggal agar sangkuriang kembali
Dayang sumbi : (melamun) kalo saja waktu itu aku
tidak mengusirmu, nak
Sang hyang tunggal : sumbi, aku akan membantumu
mencari anakmu, sebentar lagi dia akan bertemu denganmu.
Dayang sumbi : terimakasih, aku akan menunggu waktu
itu datang
Adegan 5
Sangkuriang yang mengembara sampai di tempat ibunya
tinggal dan bertemu dengan ibunya. Tanpa sadar ibu dan anak itu berkasih mesra
setelah bertemu
Sangkuriang : sari, kita ini sudah lama mengembara.
Tapi sekarang kita dimana ?
Nyai Sari : sekarang kita berada di arah barat,
setelah melewati arah timur tentunya
Sangkuriang : hei siapa wanita muda yang cantik itu
?
Nyai sari : mungkin dia penduduk disini
Sangkuriang mendekati sumbi yang berjalan menuju
rumahnya setelah mencuci di sungai
Dayang Sumbi : Ada apa kamu menghampiriku ?
Sangkuriang : tidak, boleh aku tahu namamu, aku
sangkuriang
Dayang Sumbi : aku sumbi
Adegan 6
Mereka jatuh cinta pada pandangan pertama, namun
sumbi mengetahui bahwa sangkuriang adalah anaknya dari bekas luka dikepala
sangkuriang
(di teras rumah sumbi mengikatkan tali ke kepala
sangkuriang)
Dayang Sumbi : ya ampun luka itu (ternganga kaget)
Sangkuriang : ada apa sumbi ? kenapa dengan lukaku ?
Dayang sumbi : aku ingat sekarang, kau adalah
anakku, sangkuriang
Sangkuriang : apa maksudmu ? itu tidak mungkin, aku
akan menikahimu
Dayang sumbi : aku ini ibumu, kamu tidak bisa
menikah denganku
Sangkuriang : itu sangat tidak masuk akal, jika kamu
ibuku mungkin kamu sudah tua sekarang
Dayang sumbi : ya sudahlah jika kamu tetap tidak
percaya, dan jika kamu ingin menikahiku kamu harus membuatkan perahu dan telaga dalam waktu semalam
dengan membendung sungai Citarum.
Sangkuriang : baik aku akan
memenuhinya
Sangkuriang meminta bantuan jin
untuk menyelesaikan perahu selama satu malam itu
Sangkuriang : jin bisakah kau
membantuku ?
Jin : apa yang harus aku bantu
hah ?
Sangkuriang : aku ingin kalian
menyelesaikan perahu ini sebelum matahari terbenam
Jin : baiklah, tapi ingat ketika
matahari terbit kami tidak akn sanggup
Sangkuriang : aku mengerti untuk
hal itu
Sangkuriang dan para jin sibuk
membuat perahu dan sumbi pun tak mau sangkuriang bisa menyelesaikan perahu itu,
sumbi meminta bantuan sang hyang untuk membuat cahaya seakan-akan matahari
terbit
Sang hyang : ada apa lagi kamu
menemuiku
Dayang sumbi : eyang aku ingin
eyang membantuku untuk menggagalkan anakku membuat perahu itu, aku mohon
Sang hyang : anak itu memang
tidak tahu diri, baiklah aku akan membantumu
Dayang sumbi : terimakasih
Para jin tertipu dengan siasat
cahaya tipuan oleh sang hyang dan berhenti membuat perahu
Jin : sialan, ini sudah pagi
Sangkuriang : tidak ini masih
tengah malam , tunggu dulu ! arrrrrrrrggghh
Nyai sari : kamu tidak akan bisa
menyelesaikannya, lagi pula dia ibumu
Dayang sumbi : benar kau tidak
bisa menyelesaikannya, dan sebentar lagi pagi akan datang
Sang hyang : lebih baik kau akui
saja kalo dia adalah ibumu
Sangkuriang : (menendang perahu
itu hingga terbalik) aaaaaaaaaaarrgh ! ini semua tidak mungkin, dia bukan
ibuku, dan kenapa aku gagal menyelesaikan perahu ini, aku akan terus mengejarmu
sumbi, ingat itu!
Di puncak kemarahannya, bendungan
yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum
dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu
yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah
wujud menjadi Gunung Tangkuban Perahu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar