Senin, 20 Januari 2014

Script Sangkuriang



DRAMA SATU BABAK
“SANGKURIANG”
(created by Shema Alleysia)

Adegan 1
Siang hari di teras rumah tengah hutan Dayang sumbi sedang asyik menenun kain ditemani tumang dan anaknya Sangkuriang
Dayang Sumbi : (sembari melirik ke arah tumang) Sangkuriang, Ibu akan ceritakan bagaimana ibu bisa menikah dengan ayahmu itu, apa kamu ingin tahu ceritanya ?
(Tumang mendekati Dayang Sumbi dan berbaring disampingnya)
Sangkuriang : tentu saja bu, ayo cepat ceritakan! Jangan membuatku penasaran (dengan tak sabar dengan wajah penasaran)
Dayang sumbi : iya iya, jadi saat itu ibu sedang menenun di sebuah bukit dan ibu tak sengaja menjatuhkan torak itu. karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, ibu berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh, bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suami, jika perempuan akan dijadikan saudari.
Sangkuriang : Lalu siapa yang mengambilnya bu ? apa ibu menepati janji ibu ?
Dayang sumbi : tentu saja ibu tepati yang mengambilnya itu adalah ayahmu, lantas ibu menikahinya.
Sangkuriang : Ibu ayo cerita lagi tentang ayah ?
Dayang Sumbi : ah sudah sudah, ibu merasa lapar dan ingin makan hati menjangan, maukah kamu mencarikannya untuk ibu ? ibu sangat ingin sekali (dengan nada yang nyaring dan lembut)
Sangkuriang : Baiklah bu, tapi nanti ibu harus bercerita lagi ya! (sembari bangun dan bersiap untuk berburu)
Adegan 2
Menjelang Sore Sangkuriang pergi ke hutan bersama si Tumang, ketika itu tumang tak sengaja dibunuhnya dan di ambil hatinya
Sangkuriang : Hmm tidak ada hewan yang terlihat satu pun sore ini, apa mereka hilang (mengeluh)
(tumang memberi tahu sangkuriang dengan gonggongannya bahwa dia melihat babi yang tak lain adalah nenek sangkuriang yaitu celeng wayung hyang)
Sangkuriang : hei tumang cepat kejar babi itu ! kalau tidak kamu yang akan ku panah! cepat!
(tumang menggeleng dan tetap tidak mau karena tumang mengenali babi itu)
Sangkuriang (menakut-nakuti tumang dengan panah dan tak sengaja panah itu mengenai tumang) oh jadi kamu ingin panah ini mengenaimu ! hayoh ! (kaget) aaaa ya ampun aku membunuhnya.
(tumang menggonggong untuk terakhir kalinya dan hatinya pun dimasak)
Sangkuriang : Daripada aku tidak dapat hewan buruan sama sekali, lebih baik hati si tumang saja yang aku berikan pada ibu.
Adegan 3
Pulanglah sangkuriang dengan membawa hati si tumang dan memberikannya pada ibu untuk dimasak
Sangkuriang : Ibu aku sudah dapat hati yang ibu inginkan.
Dayang sumbi : wah kamu sudah pulang, sini biar ibu masak
Sangkuriang : (berbisik) bagaimana nanti kalo ibu tahu itu adalah hatinya si tumang ? hmm nanti sajalah aku memberitahunya
Dayang Sumbi : nah ini dia, ayo kita makan !
Sangkuriang : I ii iya bu (terbata-bata)
Dayang sumbi : (memanggil tumang) Tumang tumang ! sangkuriang kemana tumang ?
Sangkuriang : Bu, sebenarnya hati yang kita makan adalah hatinya si tumang, aku tak sengaja membunuhnya
Dayang sumbi : (memuntahkan makanannya dan tampak marah) apa kamu bilang ? kamu membunuhnya ? (memukul sangkuriang dengan sendok tempurung dari kelapa hingga terluka)
Sangkuriang : maafkan aku bu ! (dengan merasa sakit)
Dayang sumbi : Kamu ini tega membunuh ayahmu sendiri! Asal kamu tahu si tumang itu adalah ayahmu
Sangkuriang : laluuu......(dipotong oleh sumbi)
Dayang Sumbi : sudahlah, ibu tidak mau lagi melihatmu, pergi dari sini! Pergi!
Adegan 4
Beberapa tahun kemudian, setelah kepergian sangkuriang. Dayang sumbi menyesali telah mengusir anaknya dan berharap kepada sang hyang tunggal agar sangkuriang kembali
Dayang sumbi : (melamun) kalo saja waktu itu aku tidak mengusirmu, nak
Sang hyang tunggal : sumbi, aku akan membantumu mencari anakmu, sebentar lagi dia akan bertemu denganmu.
Dayang sumbi : terimakasih, aku akan menunggu waktu itu datang
Adegan 5
Sangkuriang yang mengembara sampai di tempat ibunya tinggal dan bertemu dengan ibunya. Tanpa sadar ibu dan anak itu berkasih mesra setelah bertemu
Sangkuriang : sari, kita ini sudah lama mengembara. Tapi sekarang kita dimana ?
Nyai Sari : sekarang kita berada di arah barat, setelah melewati arah timur tentunya
Sangkuriang : hei siapa wanita muda yang cantik itu ?
Nyai sari : mungkin dia penduduk disini
Sangkuriang mendekati sumbi yang berjalan menuju rumahnya setelah mencuci di sungai
Dayang Sumbi : Ada apa kamu menghampiriku ?
Sangkuriang : tidak, boleh aku tahu namamu, aku sangkuriang
Dayang Sumbi : aku sumbi
Adegan 6
Mereka jatuh cinta pada pandangan pertama, namun sumbi mengetahui bahwa sangkuriang adalah anaknya dari bekas luka dikepala sangkuriang
(di teras rumah sumbi mengikatkan tali ke kepala sangkuriang)
Dayang Sumbi : ya ampun luka itu (ternganga kaget)
Sangkuriang : ada apa sumbi ? kenapa dengan lukaku ?
Dayang sumbi : aku ingat sekarang, kau adalah anakku, sangkuriang
Sangkuriang : apa maksudmu ? itu tidak mungkin, aku akan menikahimu
Dayang sumbi : aku ini ibumu, kamu tidak bisa menikah denganku
Sangkuriang : itu sangat tidak masuk akal, jika kamu ibuku mungkin kamu sudah tua sekarang
Dayang sumbi : ya sudahlah jika kamu tetap tidak percaya, dan jika kamu ingin menikahiku kamu harus membuatkan perahu dan telaga dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum.
Sangkuriang : baik aku akan memenuhinya
Sangkuriang meminta bantuan jin untuk menyelesaikan perahu selama satu malam itu
Sangkuriang : jin bisakah kau membantuku ?
Jin : apa yang harus aku bantu hah ?
Sangkuriang : aku ingin kalian menyelesaikan perahu ini sebelum matahari terbenam
Jin : baiklah, tapi ingat ketika matahari terbit kami tidak akn sanggup
Sangkuriang : aku mengerti untuk hal itu
Sangkuriang dan para jin sibuk membuat perahu dan sumbi pun tak mau sangkuriang bisa menyelesaikan perahu itu, sumbi meminta bantuan sang hyang untuk membuat cahaya seakan-akan matahari terbit
Sang hyang : ada apa lagi kamu menemuiku
Dayang sumbi : eyang aku ingin eyang membantuku untuk menggagalkan anakku membuat perahu itu, aku mohon
Sang hyang : anak itu memang tidak tahu diri, baiklah aku akan membantumu
Dayang sumbi : terimakasih
Para jin tertipu dengan siasat cahaya tipuan oleh sang hyang dan berhenti membuat perahu
Jin : sialan, ini sudah pagi
Sangkuriang : tidak ini masih tengah malam , tunggu dulu ! arrrrrrrrggghh
Nyai sari : kamu tidak akan bisa menyelesaikannya, lagi pula dia ibumu
Dayang sumbi : benar kau tidak bisa menyelesaikannya, dan sebentar lagi pagi akan datang
Sang hyang : lebih baik kau akui saja kalo dia adalah ibumu
Sangkuriang : (menendang perahu itu hingga terbalik) aaaaaaaaaaarrgh ! ini semua tidak mungkin, dia bukan ibuku, dan kenapa aku gagal menyelesaikan perahu ini, aku akan terus mengejarmu sumbi, ingat itu!
Di puncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkuban Perahu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar